“Layanan
Context-Aware dan Event-Base”
Masih berkelanjutan dari Artikel sebelumnya tentang
Arsitektur Telematika kali ini saya ingin mencoba mengulas tentang layanan yang
ada di Arsitektur Telematika yak ni Layanan Context-Aware dan Event-Base. Istilah
context-awareness mengacu kepada kemampuan layanan network untuk mengetahui
berbagai konteks- konteks yang ada, yaitu sekumpulan parameter yang relevan
dari pengguna (user) dan penggunaan network tersebut, serta memberikan layanan
yang sesuai dengan parameter yang ada. Beberapa konteks yang dapat digunakan
yaitu lokasi user, data dasar user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan
user, dan berbagai preferensi user lainnya. Sebagai contoh : ketika seorang
user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki
user menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh
panggilan telepon yang tidak penting. Konteks location awareness dan activity
recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan
dalam bidang penelitian ilmu computer pada saat ini.
Ada 4 kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N.
Schilit, Norman Adams, dan Roy Want, yaitu :
1.
Proximate selection.
Proximate selection adalah suatu teknik antarmuka yang
memudahkan pengguna dalam memilih atau melihat lokasi objek yang berada
didekatnya dan mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel
yang berkaitan dengan proximate selection ini, yaitu locus dan selection dengan
kata lain tempat dan pilihan.
2. Automatic Contextual Reconfiguration
Aspek terpenting suatu kasus sistem context-aware adalah
bagaimana suatu konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasi
sistem dan bagaimana cara antar setiap komponen berinteraksi satu sama lain
nya. Sebagai contoh, penggunaan virtual whiteboard sebagai salah satu inovasi
automatic reconfiguration yang menciptakan ilusi pengaksesan virtual objects
sebagai layaknya fisik suatu benda. Contextual Reconfiguration juga bisa
diterapkan pada fungsi sistem operasi; sebagai contoh: sistem operasi suatu
komputer A bisa memanfaatkan memori komputer lainnya yang berada didekatnya
untuk melakukan back-up data sebagai antisipasi jika power komputer A melemah.
3. Contextual Informations and Commands
Kegiatan manusia bisa diprediksi dari
situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di
dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan
memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and
commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan
dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory tertentu. Setiap file yang
berada di dalam directory berisi locations and contain files, programs, and
links. Ketika seorang user berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lainnya, maka
browser juga akan langsung mengubah data lokasi di dalam directory. Sebagai
contoh: ketika user berada di kantor, maka user akan melihat agenda yang harus
dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur, maka user tersebut akan melihat
petunjuk untuk membuat kopi dan data penyimpanan kebutuhan dapur.
4. Context-Triggered Actions
Cara kerja sistem context-triggered
actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada
pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori
sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information and
commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang harus
jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.
Daftar Pustaka
http://telemalita.blogspot.com/2009/12/layanan-informasi-dan-layanan-keamanan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar